Siasati Penjualan via Online, Warga Pulau Kelapa Patuhi Prokes Saat Panen Raya

Siasati Penjualan via Online, Warga Pulau Kelapa Patuhi Prokes Saat Panen Raya
Suasana panen raya warga di Pulau Kelapa tetap patuhi prokes.

JAKARTAINSIGHT.com | Saat Pandemi seperti sekarang ini, tentu mengurangi keinginan warga dalam pemenuhan kebutuhan. Tanpa terkecuali seperti yang dialami oleh warga di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu yang harus menahan hasrat  menyebrang guna menjual hasil buminya. 

Seperti pada Rabu (10/3/21) kemarin, Pengelola Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Nyiur Melambai, yakni Ahmad Badruttamam, Haryati, Devita Aryanti S, Emelia balqis, Maya Anggrayati, Tri putri Bintari, yang dipimpin oleh Kepala Seksi Pemerintahan (Kasipem) Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (KSU), Muslim; serta dihadiri Kapolsek KSU AKP Josman Harianja SH; Satpolpp, Babinsa, dan Fkdm melakukan panen raya sayur Kangkung dan Sawi. 

"Panen Sawi dan Kangkung. Sawi sebanyak 11.5 kg, Kangkung sebanyak 7.8 kg," papar Kasipem, Muslim. 

Muslim menuturkan, bahwa hasil panen ini dijual kepada masyarakat, kemudian hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membeli bibit. 

"Hasilnya dijual ke masyarakat, dimana hasil panen tersebut didapat kangkung 10 ikat, lalu sawi 24 iket, dijual Rp 5.000 untuk setiap ikatnya. Uang dari penjualan untuk pembelian bibit lagi," terang Muslim lagi. 

 

Patuhi Prokes, Hasil Dijual Online

Penjelasan Muslim pun diamini Ahmad Badruttamam selaku Pengelola RPTRA Nyiur Melambai. 

"Hasil dari penjualan sayuran yang ditanam dengan konsep hidroponik tersebut dipergunakan untuk membeli bibit yang baru," jelas Ahmad.

Lebih jauh Ahmad juga berharap, dengan adanya sistem tanam hidroponik di RPTRA dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan sayuran dengan mudah, tanpa harus membeli ke Jakarta. 

"Karena sayuran sangat penting untuk kesehatan, apalagi dengan sistem hidroponik ini sayuran lebih segar lebih sehat tanpa pestisida kimia. Perawatannya pun sangat mudah kami hanya mengukur tingkat kepekatan nutrisi yg terlarut menggunakan alat TDS Meter dan menambahkan air dan nutrisi susuai kebutuhan setiap harinya," jelasnya. 

"Kesulitan kami adalah mendapatkan air bersih untuk larutan nutrisi hidroponik, kami hanya menampung air hujan dari talang ke tandon air. Dan juga kami masih kekurangan alat set hidroponik," ungkap Ahmad. 

Sementara untuk proses penjualan ke warga masyarakat, dilakukan proses jual belinya secara online. 

"Karena masih pandemi, maka sistem penjualannya adalah melalui sistemnpesan online dan kami antar sampai rumah. Hal ini untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selain itu kami juga selalu menjalankan 3M," pungkas Ahmad.

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com