Bincang Literasi Duta Baca Indonesia di Palangkaraya Kalteng

Bincang Literasi Duta Baca Indonesia di Palangkaraya Kalteng
Foto ; istimewa

JAKARTAINSIGHT.com | Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi perlu diimbangi dengan pemahaman serta literasi ditengah masyarakat.

Literasi diperlukan sebagai modal kecakapan abad 21 yang berguna untuk mengembangkan karakter dan kompetensi setiap individu. Ketika Indonesia memasuki usia emasnya pada 2045 mendatang, kekuatan literasilah yang menjadi pondasi bagi generasi emas nanti. 

“Kekayaan budaya Indonesia pun akan tetap lestari jika masyarakatnya juga memiliki pengetahuan literasi,” ujar akademisi dari Universitas Palangka Raya, Fendahapsari Singgih Sendayu, pada Bincang-Bincang Literasi bersama Duta Baca Indonesia di Kota Palangka Raya, Kamis, (13/9/2024). 

Di tengah kemajuan peradaban dan teknologi yang kian modern, masyarakat tidak lantas meninggalkan budaya yang sudah menjadi bagian jati diri bangsa. Pasalnya, kemodernan berpotensi merusak kebudayaan yang telah ada, termasuk merusak kekayaan alam. 

"Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menutup kemungkinan akan merusak kebudayaan yang sudah ada dan merusak alam jika tidak dikelola dengan  dengan baik," tambah penulis sekaligus aktivis budaya dayak Sepmiwawalma.

Oleh karena itu, Sepmi mengharapkan masyarakat mau meningkatkan budaya baca agar tercipta pemahaman yang utuh ketika melihat kondisi yang terjadi. Tidak asal bertindak tapi ujungnya merugikan.

"Dengan kemampuan membaca yang baik, seseorang bisa mengerti makna dari yang dibacanya dan mendorong dirinya memahami ide, isi, atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat,” tukas pegiat literasi Qanita

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com