Webinar Budaya Literasi Ulas Tantangan Era Society 5.0

Webinar Budaya Literasi Ulas Tantangan Era Society 5.0
Webinar Budaya Literasi (foto : istimewa)

JAKARTAINSIGHT.com | Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman teknologi tentunya menuntut perubahan pada budaya literasi masyarakat. Hal ini mengharuskan setiap orang untuk memiliki tingkat literasi yang tinggi dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada. 

“Perpustakaan sebagai mitra utama dalam pendidikan dan literasi menjadi tempat yang strategis untuk memahami, mengakses, dan mengembangkan literasi dalam berbagai bentuk,” ujar  Direktur Politeknik Internasional Bali Sulistyawati  ketika mengawali Webinar Budaya Literasi yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional, Selasa, (12/12/2023).

Sulistyawati menambahkan saat ini literasi bukan hanya pengetahuan sebatas menulis dan membaca tetapi juga melibatkan pemahaman teknologi informasi dan keterampilan yang relevan dengan society 5.0.

Yah, era society 5.0 yang mengharuskan terjadinya integrasi dunia yang disebut dengan “Global Village”. Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondar mengatakan dalam hal ini dunia tidak lagi memiliki batas-batas teritorial tetapi telah terintegrasi pada satu dunia yang dihubungkan oleh teknologi sehingga menyebabkan perubahan perilaku dan juga terjadinya perubahan teori pertumbuhan ekonomi  yang disebut dengan “Knowledge Driven Economy”.

“Kondisi dimana pertumbuhan ekonomi sebelumnya didorong oleh banyaknya sumber daya alam dan sumber daya manusia, tetapi pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh teknologi sehingga terjadinya perubahan pada artificial intelligence atau kecerdasan buatan serta e-commerce,” tambah Adin Bondar.

Oleh karena banyaknya perubahan yang terjadi, diharapkan masyarakat untuk meningkatkan kecakapan literasi yang akan menjadi salah satu indikator penting  pekerja. Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka menciptakan tenaga kerja terampil, berkeahlian, kreatif dan inovatif. 

“Perpustakaan Nasional dalam mencermati perubahan ini mengharuskan untuk mengubah konsep layanan perpustakaan, karena perpustakaan merupakan ruang publik yang demokratis dimana setiap orang harus dapat mengakses, memanfaatkan sumber informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama Miss Internet Indonesia 2019, Diah Desvi Arina, perkembangan teknologi era society 5.0 saat ini memberikan dampak positif dan juga dampak negatif. Literasi digital sangat dibutuhkan sehingga mampu menggunakan perangkat teknologi agar memberikan dampak yang positif. 

“Rasa ingin tahu yang tinggi menuntun masyarakat untuk mencari informasi yang lebih banyak,” pungkas Diah.

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com