Menilik Peran Perpustakaan dan Arsip Terhadap Kemajuan Suatu Bangsa

JAKARTAINSIGHT.com | Perpustakaan serta arsip negara merupakan aset sekaligus barometer atau tolak ukur maju tidaknya suatu bangsa, hal tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando, pada Rakornas Pengawasan Kearsipan ANRI di Solo, Rabu, (26/2).

"Keduanya akan menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Kemajuan bangsa didukung dengan kegemaran baca dan cakap literasi masyarakatnya. Sedangkan pengelolaan arsip yang baik menjanjikan pelayanan yang prima," ujar Syarif.

Lebih jauh Syarif memaparkan, Secara umum literasi dibagi empat tingkatan. Yang pertama, yakni kemampuan mengumpulkan sumber bahan bacaan yang cukup. Bahkan, UNESCO mensyaratkan minimal setiap orang memiliki tiga buku baru dalam setahun.

Kedua, yakni kemampuan memahami secara tersurat maupun tersirat. Ketiga, literasi dimaknai sebagai kemampuan menghasilkan ide/gagasan, teori, kreativitas, dan inovasi baru. Dan yang terakhir, literasi adalah kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu. 

"Jika literasi masih menjadi pekerjaan rumah bersama, maka arsip pun juga memiliki persoalan penting yang mesti dicarikan solusi," papar Syarif.

Sejalan dengan pernyataan Syarif tersebut, Kementerian Dalam Negeri, Staf Ahli Kementerian Dalam Negeri Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik, Yus Harto menilai arsip belum menjadi primadona jadi terkesan dianaktirikan. 

Menurut Yus, paradigma kearsipan harus berubah. Kelembagaan arsip dan personel harus diperkuat, disamping pemenuhan fasilitas kearsipan yang berbasis teknologi informasi.

"Pengambil kebijakan di daerah belum menaruh perhatian pada kearsipan. Arsip dianggap pekerjaan sampingan. Digitalisasi arsip mesti dilaksanakan sebagai upaya mempertahankan aksebilitas sehingga dapat memberikan akses seluas-luasnya," imbuhnya.