Vaccinolog dr. Meta Melvina Angkat Bicara Soal Polemik Vaksin Sinovac : Langkah Pemerintah Sudah Tepat!

Vaccinolog dr. Meta Melvina Angkat Bicara Soal Polemik Vaksin Sinovac : Langkah Pemerintah Sudah Tepat!
Vaccinologist InHarmony Clinic dr. Meta Melvina saat disuntik vaksin Covid-19 (Senin 18/1)

JAKARTAINSIGHT.com | Kendati sudah dinyatakan aman dan halal oleh pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, keberlangsungan program vaksinasi Covid-19 di tanah air masih menjadi polemik di tengah masyarakat menyusul adanya sejumlah penolakan dari sebagian kecil masyarakat dengan berbagai alasan, salah satunya alasan kekhawatiran terhadap efek samping pasca di vaksinasi.

Menanggapi polemik tersebut pakar vaksin (vaccinologist) InHarmony Clinc yang juga ditunjuk sebagai Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengatakan bahwa langkah pemerintah terkait program vaksinasi Covid-19 nasional sudah tepat, khususnya terkait pemilihan vaksin Sinovac sebagai opsi dari sejumlah vaksin covid-19 lainnya di seluruh dunia.

“Kita sama-sama tahu bahwa ada beberapa jenis vaksin Covid-19, salah satunya vaksin Sinovac yang dipilih pemerintah. Bicara efektifitas memang vaksin ini lebih kecil yakni sekitar 60% dibanding vaksin lainnya seperti Moderna (90%) atau Pfizer (95%).

Namun demikian, saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah dalam hal ini (memilih vaksin Sinovac). Mengapa demikian,? Jika ditimbang dari sejumlah aspek lain, saya pribadi juga akan memilih vaksin Sinovac jika berada di posisi pemerintah.

Sinovac ini merupakan vaksin yang dibuat dari virus yang sudah mati atau tidak ada sama sekali virus hidup semisal vaksin influenza, difteri, dll sehingga relatif lebih aman atau dengan kata lain tidak mungkin seseorang akan terpapar covid-19 pasca disuntikan vaksin Sinovac ini atau resikonya lebih kecil dibandingkan vaksinasi dengan virus yang masih hidup.

“Langkah pemerintah sudah benar dan saya sangat bersyukur sekali sinovac sudah masuk ke Indonesia dan disubsidi oleh pemerintah. Sebelum pemerintah memutuskan untuk menggunakan sinovac, pemerintah sudah menngamati penggunaan vaksin ini di beberapa negara lain. Memang Indonesia bukanlah negara pertama penerima vaksin sinovac. Sebelumnya vaksin ini sudah melewati masa ujicoba di beberapa negara lain. Jadi jika disebut bahwa negara kita adalah negara kelinci percobaan, saya rasa pernyataan itu adalah hal yang tidak tepat, ” jelas Meta.

Angka 60% (efektifitas vaksin Sinovac) ini pun terbilang sudah cukup menimbulkan kekebalan. Contohnya vaksin TBC yang kita terima saat masih kecil, itu efektifitasnya hanya 40%, nyatanya sampai saat ini cukup efektif khusunya mencegah TB yang cukup berat,” ungkap dr. Meta usai menjalani suntik vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Senin 18/1 kemarin.

Lebih lanjut COO InHarmony Clinic ini menambahkan bahwa kendati sudah divaksin Covid-19, masyarakat harus tahu bahwa bukan berarti mereka terbebas dari Covid-19 dan meninggalkan protokol kesehatan, hanya saja vaksinasi akan mengurangi dampak buruk jika terinfeksi dan lebih cepat sembuh.

“Tidak otomatis bebas Covid (jika sudah divaksin) hanya saja jika seseorang terinfeksi covid dampaknya tidak terlalu buruk dan labih cepat sembuh,” ujarnya.

Mengenai efek samping yang dr. Meta Melvina rasakan, beliau menegaskan bahwa efek sampingnya hanyalah nyeri di area penyuntikan. Beliau juga mengatakan bahwa kemungkinan akan terasa pegal di lengan yang disuntikan. Namun tenang saja, biasanya efek samping yang dirasakan akan ringan dan tidak akan berlangsung lama.

“Sedikit sakit di area penyuntikan namun ini hal yang normal seperti disuntik vaksin lainnya, seperti disuntik vaksin influenza.”

Sesuai protokol penyuntikan vaksinasi covid-19, setiap orang yang telah disuntik vaksin covid-19 diharuskan untuk menunggu setidaknya 30 menit di faskes penyuntikan sebelum dibolehkan berkegiatan kembali. Ini adalah protokol surveilans.

Tujuan dari dilakukannya protokol ini adalah untuk mengantisipasi adanya gejala alergi berat atau tidak setelah penyuntikan. Karena memang meskipun tercatat bahwa sinovac adalah vaksin covid-19 dengan efek samping yang paling jarang muncul, namun masih ada kemungkinan munculnya reaksi alergi berat dengan perbandingan 1 : 1.000.000 dosis vaksin yang diberikan.

“Reaksi alergi berat ini bisa ditanggulangi dengan mudah melalui perlengkapan anafilaksis. Yang mana pasti tersedia di setiap fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai titik pemberian vaksinasi covid-19,” tutup dr. Meta.

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com