Sukses Digelar Qur’anic Rewind 2021 Ajak Masyarakat Refleksi Songsong Tahun 2022

Sukses Digelar Qur’anic Rewind 2021 Ajak Masyarakat Refleksi Songsong Tahun 2022
Qur’anic Rewind 2021

Menghadapi pergantian tahun dari 2021 menuju 2022, umma Indonesia menggelar Qur’anic Rewind 2021. Acara tersebut bertujuan memaknai setiap peristiwa selama kurun waktu satu tahun lalu, ditinjau dari sudut pandang Al Qur’an untuk mengajak masyarakat kembali dekat dengan Al-Qur’an.

 

JAKARTAINSIGHT.com | Rentetan peristiwa dan bencana yang terjadi sepanjang 2021 di Indonesia, menjadi pengingat atau muhasabah bagi manusia terhadap kekuasaan Allah SWT atas segala kehendakNya.Tak hanya itu, selain pandemi yang masih belum berakhir, Indonesia juga kehilangan banyak ulama. Salah satunya Syekh Ali Jaber yang meninggal pada Januari 2021. Sementara Majelis Ulama Indonesia mencatat ada 900 ulama yang meninggal dunia selama pandemi.

Menghadapi pergantian tahun dari 2021 menuju 2022, umma Indonesia menggelar Qur’anic Rewind 2021. Acara tersebut bertujuan memaknai setiap peristiwa selama kurun waktu satu tahun lalu, ditinjau dari sudut pandang Al Qur’an untuk mengajak masyarakat kembali dekat dengan Al-Qur’an. Acara ini digelar secara virtual melalui live streaming di beberapa kanal digital dan juga tayangkan langsung aplikasi umma pada Jumat 31 Desember 2021 mulai pukul 19.30 hingga 23.30 WIB. 

Hadir sebagai pembicara diantaranya KH. Fikri Haikal MZ, Ustadz Faris BQ, Ustadz Ririe Ridwan, Ummi Hani Hendayani, Ustadz Parwis Palembani, dan Kang Ray Shareza. Mereka memberikan tausiah terkait kejadian yang terjadi sepanjang 2021 yang ditayangkan dalam video kaleidoskop peristiwa 2021. Acara ini dibuka oleh pembacaan Ayat Suci Al-Quran QS. Al fath ayat 1-10 oleh Salim Bahanan dan para finalis Syiar Digital Indonesia serta ditutup dengan penampilan dari Kang panji Sakti.

KH Fikri Haikal MZ, sebagai salah satu pembicara dalam acara ini, membahas mengenai bencana alam yang terjadi sepanjang Januari dan Februari 2021. Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, gempa Majene dan Mamuju Sulawesi Barat serta pada periode yang sama Indonesia kehilangan ulama besar Syekh Ali Jaber. Tercatat pula sebanyak 600 tenaga medis gugur selama pandemi. 

Putra almarhum KH. Zainuddin MZ ini mengatakan, “Semua yang terjadi di dunia ini adalah ketetapan Allah, sehingga wajib bagi kita sebagai umat Islam untuk senantiasa bermuhasabah. Karena apapun yang terjadi dalam hidup ini mempunyai dampak tersendiri dari apapun yang kita lakukan, baik itu perbuatan yang baik ataupun tidak baik.“ Beliau mengutip salah satu firman Allah salah satunya potongan dari QS. Al-Isra ayat 7, “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik pada dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk berarti keburukan itu untuk dirimu sendiri pula.”

Tak hanya kabar duka, ada pula kabar baik yakni bergabungnya tiga bank syariah menjadi Bank Syariah Indonesia menjadi satu bentuk ikhtiar bersama dalam pengembangan industri produk halal dan pengembangan jasa keuangan syariah.

Kemudian di sesi kedua, Ummi Hani Hendayani seorang ustadzah sekaligus konsultan keluarga, memberikan tausiah terkait peristiwa yang terjadi selama Maret dan April 2021 di antaranya masih terjadi bencana alam, seperti erupsi Gunung Sinabung, banjir bandang Flores, dan tenggelamnya KRI Nanggala 402. Ada pula bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, serta penistaan agama yang dilakukan oleh Jozeph Paul Zhang. 

Beliau menghimbau kepada umat islam untuk selalu menjaga agamanya, “Orang muslim pun, tanpa sadar menginjak-nginjak agamanya sendiri entah itu dengan perkataanya, entah itu dengan sikap dan perbuatanya, terkadang juga dengan status di media sosial. Akibatnya, ketinggian dan keindahan islam akhirnya tertutupi oleh tingkah laku dari umat islam yang bodoh yang pendosa.

Dia muslim tapi tidak mengenal agamanya, dia muslim tapi terkangkangi oleh hawa nafsunya sehingga memperlihatkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Hidayah itu sungguh mahal dan sangat berharga sehingga kita harus bersyukur kepada Allah SWT dengan kesyukuran yang mendalam dan berusaha untuk istiqomah menjalankan perintah Allah SWT, maka muhasabah menjadi momentum bagi kita untuk merefleksi diri kita.” pesan beliau.

Sesi ketiga menghadirkan tausiah yang disampaikan oleh Kang Ray Shareza, terkait peristiwa yang terjadi sepanjang Mei-Juni 2021 di antaranya penyerangan Israel terhadap Palestina yang menjadi duka bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain itu, walaupun masih dalam suasana pandemi, Indonesia tak lupa tetap berbagi terhadap negara yang membutuhkan bantuan, dengan mengirim 1.400 unit tabung oksigen ke India. Periode yang sama pula, umma Indonesia kehilangan salah satu karyawan terbaiknya yakni Hendi Prasetyo, Asisstant Manager Product Marketing umma. Selamat Jalan Mas Hendi.

Sesi keempat membahas peristiwa yang terjadi pada bulan Juli-Agustus 2021. Tausiah yang disampaikan Ustadz Ririe Ridwan mengambil tema penistaan terhadap agama Islam dan Rasulullah. Selanjutnya, masih terkait pandemi, sebanyak 451 orang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri. 

Selain kabar duka, di penghujung 2021, ada kabar gembira bagi umat Islam. Arab Saudi membuka kembali layanan ibadah umroh serta terpilihnya Indonesia menjadi negara paling dermawan. Ustadz Ririe Ridwan mengawali tausiyahnya dengan membahas potongan QS. Al-Ahzab ayat 62, dimana kejadian-kejadian yang kita alami, dari tahun ketahun merupakan Sunatullah, dan sunnatullah ini juga berlaku untuk orang-orang sebelum kita semua saat ini. “Tidaklah ada kejadian di masa lalu, kecuali kejadian itu akan terjadi di masa sekarang, yang membedakan adalah pemerannya, agar kita bisa menghadapi ketetapan yang sudah Allah tetapkan.” ujarnya. Ustadz Ririe juga menyadarkan kita sebagai umat islam pentingnya saling peduli dan tolong menolong di setiap kesempatan walaupun dalam keadaan sulit. “Banyak orang yang tidak bisa berangkat ke tanah suci, yang sudah tidak bisa menjalani hari kedepan, karena sudah berpulang atau bahkan diantaranya wafat karena pandemi, namun Allah masih memberikan hati yang lapang, kekuatan dan kedermawanan kita semua untuk saling membantu sesama.” ujar beliau.

Pada sesi kelima, Ustadz Parwis Palembani, memberikan tausiah terkait peristiwa yang terjadi sepanjang September-Oktober 2021. Berita yang diangkat adalah kehebohan kasus pesugihan yang menumbalkan anak kandungnya. Di sisi lain, kabar bahagia pun datang pada periode tersebut Indonesia juara Thomas Cup, hingga adanya berita tentang keputusan pemerintah Arab Saudi yang mencabut kebijakan menjaga jarak shaf di Masjidil Haram.

Dalam akhir tausiyahnya, sesuai ayat terakhir dari QS. Al-Kahf beliau mengingatkan, “Siapa diantara kita punya satu target jangka panjang ingin bersumpah, bersua dan berjumpa dengan Allah, maka yang pertama adalah lakukanlah repeat order yang banyak yaitu kebajikan, amal sholeh lalu kemudian janganlah kita kecewakan kelak seiring amal sholeh yang kita perbuat karena kita melakukan kesyirikan di mata Allah SWT.”

Sesi terakhir yang merupakan salah satu sesi yang ditunggu yaitu membahas peristiwa yang terjadi di bulan November - Desember 2021 sekaligus doa penutup, Ustadz Faris BQ, selaku pendiri Pesantren Urban ImanPath, mengkaji tentang fenomena bencana alam yang melanda Indonesia, erupsi Gunung Semeru, berpulangnya putra kedua KH. Arifin Ilham yaitu Ustadz Ameer Az Zikra, serta kabar diumumkannya varian pertama omicron di Indonesia.

Ustadz Faris menjelaskan mengenai pentingnya muhasabah dan refleksi diri sebagai pengingat bahwa kita sebagai manusia tidak ada apa-apanya dibanding kuasa Allah SWT. “Saya tidak akan membahas setiap kejadian satu persatu, saya akan sampaikan satu pesan saja, bahwa dari semua peristiwa yang terjadi adalah ketetapan Allah agar salah satunya kita semakin ingat akan kematian, karena kematian tidak mengenal usia dan setiap saat bisa datang.” pesan beliau.

Ustadz Faris menambahkan, “Kita tidak perlu bingung memahami banyak hal, kita tidak harus mengerti segala sesuatu yang Allah kirimkan kepada kita. Jika itu baik maka kita harus bersyukur dan akan menjadi kebaikan bagi kita, tapi jika itu kesusahan, ujian, kesempitan, kita harus bersabar dan menyerahkannya kepada Allah, karena itu juga baik bagi kita. Maka kita tak perlu takut berlalu ribuan tahun dalam kehidupan kita asalkan keimanan kita kepada Allah SWT penghambaan kita kepada Allah SWT makin kokoh dan sempurna.“

Momentum ini menjadi muhasabah diri agar pada tahun 2022 umat Islam menjadi lebih baik dan makin takwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala karena apa yang terjadi semua atas kehendak-Nya. 

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com