Kerusuhan di Irak (Istimewa)
JAKARTAINSIGHT.com | Sejumlah pejabat Iran menuding Amerika Serikat dan Israel memicu kerusuhan di Irak. Seorang ulama menyebutkan pada Jumat bahwa kerusuhan
direncanakan oleh musuh lama Teheran untuk mengacaukan acara tahunan Muslim Syiah yang bakal digelar Oktober ini.
Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan Iran akan terus melanjutkan upaya meredakan tensi di Teluk dengan meningkatkan hubungan dengan tetangganya di Teluk Arab.
Bentrokan antara aparat kepolisian dan massa anti-pemerintah membangkitkan kembali kekhawatiran serentetan kekerasan baru, yang dapat menjadi magnet bagi kelompok gerilyawan berpengaruh dan dieksploitasi oleh ISIS.
Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), organisasi payung Irak yang sebagian besar terdiri atas paramiliter Muslim Syiah dukungan Iran - memilik peran penting dalam mengalahkan ISIS dan secara resmi menjadi bagian pasukan bersenjata tahun lalu, melaporkan kepada perdana menteri.
Kerusuhan itu menjadi tantangan politik dan keamanan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdia sejak pelantikannya tahun lalu.
Iran meminta rakyat Irak agar menahan diri, menurut juru bicara pemerintah Iran pada Senin, enam hari setelah kerusuhan di Irak menewaskan lebih dari 100 orang.
"Iran akan selalu mendukung negara Irak dan juga pemerintah Irak. Kami menyeru mereka agar menjaga persatuan serta menahan diri," kata Ali Rabiei saat jumpa pers.
Thank you @Cristiano Portuguese footballer, Cristiano Ronaldo, donated US$1.5 million to the people of Palestine during the backdrop of the Muslim holy month of Ramadan.https://t.co/AUahNkMfsl
— Issa Amro عيسى عمرو 🇵🇸 (@Issaamro) May 17, 2019