Pandemi Global, Ekspor Olahan Kakao Indonesia Naik Sentuh Angka USD 549 Juta

Pandemi Global, Ekspor Olahan Kakao Indonesia Naik Sentuh Angka USD 549 Juta
(foto ; istimewa)

JAKARTAINSIGHT.com | Di saat sejumlah sektor industri terseok-seok akibat dampak pandemi Covid-19, industri pengelolahan kakao (bahan baku coklat) justru mencatatkan pertumbuhan positif atau meningkat dari periode sebelumnya pra pandemi.

Hal ini tercemin dari capaian nilai ekspor produk kakao olahan sebesar USD549 juta pada Januari - Juni 2020 (semester pertama) atau meningkat sebesar 5,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Dari produksi industri pengolahan kakao, sebanyak 80% hasilnya ditujukan untuk pasar ekspor. Pada tahun 2019, produk kakao olahan menyumbang nilai ekspor lebih dari USD1,01 miliar,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian Pasuruan Cocoa Technical Centre Mondelez International yang dilakukan secara virtual, Rabu (7/10).

Menperin menyebutkan, saat ini industri pengolahan kakao telah mampu memproduksi beragam varian, seperti cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder. Produk kakao olahan yang utama diekspor adalah produk cocoa butter yang tersebar ke negara tujuan utama ekspor seperti Amerika Serikat, Belanda, India, Estonia, Jerman dan China.

Agus optimistis, industri pengolahan kakao di tanah air bisa berkembang baik karena didukung potensi Indonesia sebagai pengolah biji kakao nomor tiga di dunia dengan total kapasitas terpasang mencapai 800 ribu ton per tahun dari 13 perusahaan. “Industri pengolahan kakao Indonesia berada di peringkat ke-3 terbesar di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading,” ungkapnya.

Potensi lainnya, menurut laporan International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2018/2019, produksi biji kakao Indonesia sebesar 220 ribu ton. Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 sebagai negara produsen biji kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Equador, Nigeria dan Kamerun.

Dengan karakteristik biji kakao asal Indonesia yang memiliki titik leleh tinggi dan kaya kandungan lemak, industri pengolahan kakao dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dari segi rasa, aroma, bahkan manfaat kesehatan. “Untuk itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas bahan baku secara intensif, antara lain lewat pendampingan dari para ahli budidaya kakao,” tutup Agus.

 

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com