JAKARTAINSIGHT.com | Mengahadapi normal baru atau new normal, 'Networks Indonesia' yang merupakan perusahaan teknologi asal AS mengahdirkan inovasi teknologi pengenalan wajah SAFR 2.0 untuk membantu perusahaan atau korporasi mengoptimalkan protokol kesehatan dan keamanan menyambut new normal.
Teknologi SAFR 2.0 merupakan teknologi pengenalan wajah (Facial Recognition) yang mengadopsi AI (artificial intelligence) yang mampu mendeteksi wajah orang yang menggunakan masker dengan akurasi tinggi.
“Teknologi SAFR 2.0 dapat membantu pemantauan petugas di lapangan menjadi lebih efisien dan produktif, misalnya jika tertangkap oleh kamera CCTV ada orang yang tidak menggunakan masker maka SAFR dapat mengirimkan peringatan."
"Notifikasi peringatan tersebut dapat dikirimkan melalui berbagai macam media chatting saat ini seperti whatsapp, telegram atau media komunikasi lainnya," ungkap Ria Tanusendjaja selaku Senior Director PT. RealNetworks Indonesia.
Tak hanya masker, SAFR 2.0 juga mampu mendeteksi wajah orang yang menggunakan topi, kacamata, bahkan orang yang menggunakan hijab sekalipun dengan tingkat akurasi mencapai 99,87% berdasarkan hasil tes oleh sebuah lembaga prestisius yaitu National Institute of Standard and Technology (NIST).
Baca Juga :
CTI IT Infrastructure Summit 2020 Bahas Tantangan Teknologi Platform Tanah Air
Kolaborasi JANZ dan Zebra Hadirkan Pemindai Barcode Berteknologi Point of Sale
Selain itu, SAFR pun dapat membantu pemantauan terhadap objek manusia di dalam suatu lokasi. Jika tedeteksi jumlah orang yang sangat banyak maka SAFR dapat melakukan peringatan atau mengirimkan notifikasi kepada petugas untuk melakukan pembatasan.
Adopsi Teknologi Hybrid, POLYTRON Klaim Dispenser Hydra Bebas Virus dan Bakteri
"Teknologi ini merupakan solusi untuk mewujudkan social distancing atau pembatasan-pembatasan pada lokasi tertentu agar dapat membantu pencegahan penyebaran COVID-19," sambung Ria.
Lebih lanjut Ria menambahkan SAFR merupakan teknologi pengenal wajah dengan algoritma tercepat di dunia, dimana hanya membutuhkan waktu 100 milidetik saja untuk dapat mengenali wajah orang.
"SAFR akan terus melakukan inovasi-inovasi teknologi untuk membantu perusahaan-perusahaan menghadapi era new normal dan pencegahan penyebaran COVID-19," tutup Ria.