JAKARTAINSIGHT.com | Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia (International Women's Day) yang diperingati pada 8 Maret 2021 lalu, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia (Yayasan BSI) bekerja sama dengan Asian Medical Students Association Alumni Club Indonesia (AMSAAC INA) dan KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks) menggelar talkshow virtual seputar perempuan bertajuk International’s Women Festival, Women’s Breakthrough: Challenging Life, Preventing Mishaps, and Inspiring Others.
Kegiatan yang berlangsung online pada 19 Maret 2021 tersebut menghadirkan sejumlah sosok perempuan hebat, diantaranya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si., dr. Deibby Mamahit, dr. Indah Sukmawati, SpJP, dr. Rossalina, SpKJ dan dr. Meta Melvina (Co-founder Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia).
Membuka kegiatan tersebut, lewat video singkat Ibu Menteri Bintang Puspayoga menyuarakan soal pentingnya peran perempuan serta perjuangan kesetaraan gender yang sampai saat ini masih terkendala dengan budaya patriarki.
"Saya sangat mengapresiasi acara ini, dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa perempuan mempunyai peran sangat penting dimana mereka merupakan SDM dunia karena lebih dari separuh penduduk bumi merupakan kaum perempuan.
Kesetaraan gender kosensus masih terbentur dengan budaya patriarki global. Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi salah satu momentum bagi para perempuan untuk membangun sinergi yang kuat menyuarakan kesetaraan gender," ungkap Menteri PPPA.
Salah satu pembicara, yakni dr. Deibby Mamahit membagikan kisah perjuangan seorang ibu yang memiliki 2 anak yang menderita autisme dan berhasil sembuh melalui perjuangan panjang selama 10 tahun berkeliling dunia mencari cara menyembuhkan dua buah hatinya tersebut.
Tak hanya berhasil menyembuhkan dua anaknya, Deibby berhasil mendirikan Brainworks, sebuah klinik di Singapura yang tujuan utamanya adalah membantu orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat menjalani hidup yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah ketergantungan hidup anak-anaknya kepada kedua orang tua di kemudian hari. Klinik tersebut berdiri di tahun 2010.
"Sebagai seorang ibu, saya hancur hati saat mengetahui kedua anak saya menderita autisme, namun rasa ingin melihat anak-anak saya tahu saya mencintai mereka, dari situ saya berjuang.
Selain saya berserah kepada Tuhan, kunci penting kesembuhan anak-anak saya adalah pola pikir sebagai seorang ibu serta memberi nutrisi yang tepat," kisah Deibby.
Sementara itu dr. Indah Sukmawati , SpJP membagikan kisah hidup dimana dirinya harus menerima kenyataan pahit sang ibu meninggal dunia akibat kanker payudara. Tak hanya itu, sang ayah juga belakangan diketahui mengidap kanker paru-paru.
Melalui pengalamannya, Indah ingin berbagi dan mengingatkan kita semua, terutama para wanita untuk selalu siap mengahadapi tantangan hidup dan mencegah apapun yang dapat dicegah terutama dalam hal kesehatan, misalnya dengan melakukan medical checkup rutin, vaksinasi dan mempersiapkan asuransi.
Sebagai anak tertua sekaligus pengganti sosok ibu, Indah selalu mengingatkan kedua adiknya untuk mandiri dan kuat sebagai perempuan. "Kuncinya yakni harus punya pegangan hidup yang mana buat saya pegangan hidup saya adalah Tuhan, saya selalu berserah dan ikut apa yang Tuhan mau dan rencanakan dalam hidup saya. Dan yang kedua, keep moving forward, semua orang hidup punya ujian masing-masing," ungkap Indah.
Dalam kesempatan yang sama dr. Rossalina, SpKJ, seorang psychiatrist dan personal growth accompanist yang menceritakan pengalaman dan berbagi tips-tipsnya dalam menghadapi krisis dan stress.
Melalui kisahnya beliau berpesan akan pentingnya self care dan self love bagi kesehatan mental kita. Sehingga dapat tercegah dari berbagai penyakit kejiwaan, selalu fokus, serta mampu menjalani hidup yang lebih bermakna dan siap menghadapi berbagai tantangan.
"Emosi itu manusiawi yang penting kita bisa cegah agar tidak konstruktif. Saat diri kita merasa tidak mampu menanggung beban pikiran jangan takut untuk berbagi dan bercerita dengan orang yang tepat. Jangan malu meminta bantuan, karena Tuhan pasti mengirim orang yang tepat." ujarnya.
Menjadi pembicara terakhir dalam talkshow tersebut, dr. Meta Melvina, anggota dari tim advokasi vaksinasi covid 19 IDI yang menjelaskan pentingnya mindset prevention, mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati.
Beliau menceritakan bahwa dengan disiplin dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, beliau mampu tetap menjaga kesehatan di tengah aktivitasnya sebagai salah satu garda depan perlindungan terhadap covid 19 di Indonesia, dimana banyaknya paparan virus covid selama pandemic yang dihadapi.
Beliau berpesan bahwa kita masih harus melengkapi vaksinasi lainnya diluar vaksinasi covid, karena dikhawatirkan mulai ada indikasi munculnya twindemics atau banyak juga dikenal sebagai wabah dalam wabah.
Disinggung terkait peran perempuan dalam keluarga, lebih lanjut dr. meta menambahkan bahwa sebagai perempuan tentunya harus menjadi suppoert bagi laki-laki namun perempuan perlu melatih kemandirian.
"Wanita Indonesia harus rajin membaca dan open mind terhadap prevention mindset. Sebagai perempuan kita wajib mendukung laki-laki namun tetap melatih kemandirian agar menjadi pendamping yang setara. Burung elang akan terbang bersama dengan burung elang juga," tutup dr. Meta.