JAKARTAINSIGHT.com | Hyundai Motor Company (HMC) hari ini berpartisipasi pada perhelatan “The Economist Indonesia Summit - Towards a Sustainable Recovery”. Hadir pada sesi “The Environmental and Business Imperatives”, HMC memaparkan strategi utamanya untuk mendorong mobilitas ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan sebagai salah satu solusi untuk pemulihan ekonomi dan menjaga keberlangsungan lingkungan di Indonesia.
Tae-Uhn Kim, Vice President, Business Strategy Planning, Hyundai Motor Company, menjelaskan bahwa, “Mobilitas yang ramah lingkungan atau clean mobility, terutama Battery Electric Vehicle (BEV) akan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah polusi udara di Indonesia dan memulihkan pertumbuhan ekonominya setelah pandemi COVID-19. Memperluas penggunaan BEV bebas emisi untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar diesel dan bensin dapat membantu pengurangan polusi dan secara bersamaan juga dapat mendukung Indonesia mewujudkan pembangunan ekonomi yang kuat dan juga ramah lingkungan."
Tae-Uhm Kim lebih lanjut menambahkan bahwa pemerintah Indonesia telah memulai kebijakan pendukung untuk Kendaraan Rendah Emisi Karbon atau Low Carbon Emission Vehicles (LCEV) yang mencakup Hybrid (HEV) dan Plug-in Hybrid (PHEV). Di mana jenis kendaraan tersebut memiliki peran utama sebagai titik transisi akan adopsi kendaraan listrik secara penuh yang nantinya akan mendukung lebih lanjut untuk lingkungan yang lebih bersih.
Pergeseran ini sejalan dengan konsensus global dalam upaya untuk mengurangi jejak karbon atau carbon footprint dunia dan mengurangi dampak dari perubahan iklim. Tindakan global ini tidak hanya untuk mengikuti arahan dari Paris Climate Accord, tetapi juga selaras dengan persepsi global bahwa dampak perubahan iklim dapat mencapai titik kritis jika tren saat ini terus berlanjut, sehingga diskusi seputar pemulihan ekonomi pasca pandemi harus untuk dilakukan serta pentingnya menciptakan pola pikir 'membangun kembali lebih hijau' daripada hanya sekadar 'membangun kembali'.
Kim menekankan bahwa langkah menuju pertumbuhan ekonomi yang hijau adalah perubahan paradigma yang tidak mungkin terwujud tanpa kemauan kuat baik dari pemerintah dan juga sektor swasta. Kim juga menjelaskan bahwa pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang tepat dengan dukungan penuh dari industri. “Kolaborasi yang kuat adalah suatu keharusan untuk terus mendorong adopsi dan penggunaan BEV secara lebih luas,” tutupnya.
Rencana Jangka Panjang Hyundai untuk Praktik dan Solusi Bisnis yang Berkelanjutan
Hyundai bertujuan untuk mengkomunikasikan pentingnya mendukung mobilitas bersih pada semua pasar. Dalam jangka pendek, BEV dapat memainkan peran penting dalam mengurangi emisi GHG dan polusi udara serta membantu pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Hyundai akan melanjutkan upayanya untuk menghadirkan berbagai inovasi akan teknologi ramah lingkungan seperti mengurangi waktu pengisian baterai dan meningkatkan jarak berkendara untuk BEV.
Hyundai turut fokus pada energi Hidrogen dimana inovasi ini dapat memainkan peran penting dalam memastikan pencapaian tujuan keberlanjutan. Sel bahan bakar hidrogen tidak hanya dapat memberi daya pada mobil penumpang, namun juga moda transportasi besar lainnya seperti truk, bus, kapal besar, bahkan kota-kota. Jika energi hidrogen diperluas ke industri lain dan sektor transportasi di luar kendaraan penumpang, hal tersebut berarti sebagian besar ekonomi dapat digerakkan oleh energi bersih.
Hyundai juga mengimbau korporasi untuk memiliki pandangan jangka panjang dalam mendorong inovasi melalui pemikiran yang berkelanjutan. Karena untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, sangat penting bagi pemain swasta untuk memiliki pandangan yang bersifat 'jangka panjang' dan menyadari pentingnya investasi keberlanjutan yang pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan. Misalnya, perusahaan memulai penelitiannya tentang teknologi hidrogen pada tahun 1998 yang diikuti dengan upaya dan investasi selama beberapa dekade; pada akhirnya, Hyundai menikmati teknologi hidrogen terbaik yang mengkomersilkan kendaraan penumpang FCEV dan truk tugas berat, NEXO, dan Xcient. Perusahaan ini juga membangun pabrik sistem bahan bakar hidrogen lepas pantai yang pertama pada provinsi Guangzhou di Cina yang semakin memperkuat investasinya di bidang hidrogen.
Hyundai saat ini mengalokasikan 40-50% dari investasi barunya di bidang energi dan ramah lingkungan. Hyundai juga telah menerbitkan "Laporan Keberlanjutan" dengan informasi mengenai operasi dan praktik berkelanjutan perusahaan serta rencana jangka menengah dan jangka panjang untuk keberlanjutan. Perusahaan telah membentuk "Komite Manajemen Berkelanjutan" yang akan mengawasi dan memberikan suara pada aktivitas LST perusahaan.