Mohamad Toha, anggota Komisi VI DPR dalam Seminar Nasional Jakartainsight.com. (Foto: Ganest)
JAKARTAINSIGHT.com | Memasuki era industri 4.0 saat ini di mana teknologi berkembang cukup pesat dan dinamis membuat seluruh negara berlomba membuat inovasi dalam berbagai bidang.
Tapi masuknya era teknologi 4.0 jangan sampai salah dalam pengemplementasian, melainkan perlu dilihat dari berbagai sisi. Misalnya dari hal kesiapan yang bisa ditelisik ke berbagai komponen, seperi sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, regulasi, dan kebijakan.
Selain itu, dampak dari pengaplikasian teknologi 4.0 pada berbagai sektor perlu juga dipelajari lebih mendalam. Karena apabila asal menerapkan di tempat yang tidak tepat akan memiliki dampak negatif, terutama bagi perekonomian bangsa.
Mohamad Toha, anggota Komisi VI DPR RI mengatakan bahwa para stakeholder memiliki format ataupun skema yang sesuai Undang-Undang Dasar 1945.
"Kita harus mempunyai skema ataupun format untuk menggabungkan antara posisi bangsa Indonesia dengan asas demokrasi pancasila yang kaya ekonominya dengan Pasal 33 UUD Tahun 1945 sinkronnya bagaimana, mengingat disana ada sensasi gotong royong," tutur M Toha dalam kegiatan Seminar Nasional BUMN bertemakan 'Menakar Kesiapan Perusahaan BUMN Menapaki Era Industri 4.0 dan Peleburan Bisnis BUMN', di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Mau tidak mau, lanjutnya, kita pun harus mengikuti perkembangan zaman ini, kita harus menemukan sebuah format untuk bagaimana caranya menghadapi revolusi industri dan menyongsong agar Indonesia bisa menghadapi industri 4.0 ini.
Dalam kegiatan yang diadakan jakartainsight.com itu, Bhima Yudhistira juga menekankan bahwa bangsa Indonesia tidak perlu terburu-buru dalam menapaki revolusi industri 4.0. Seperti harus lebih melihat mana potensi yang diunggulkan dari bangsa ini untuk nantinya penerapan teknologi 4.0 bisa dijalankan pada sektor tersebut agar hasilnya menjadi efektif dan maksimal.
"Seperti Denmark yang tidak latah dengan tren global, termasuk pada penerapan teknologi 4.0. Denmark menerapkannya pada sektor unggulan mereka, di mana susu dan keju menjadi komoditas utama," ungkap Bhima.