Semarak Festival IKMA 2019 Tandai Kehadiran Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia

Semarak Festival IKMA 2019 Tandai Kehadiran Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia

Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih bersama pengurus Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia (3D Print), Semarak Festival IKMA 2019, Balai Kartini Jakarta Selatan, Rabu (11/12)

Foto : Addo-JakartaInisght.com

JAKARTAINSIGHT.com | Momentum Pembukaan kegiatan Semarak Festival IKMA (Industri kecil, menegah, dan aneka) 2019 yang berlangsung di Balai Kartini, Kuningan - Jakarta Selatan, Rabu 11 Desember 2019 kemarin sekaligus menandai deklarasi lahirnya Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia (3D Print) yang para anggotanya merupakan pelaku industri kreatif printing 3 dimensi (3D Printing).

Ditemui disela-sela kegiatan Festival Semarak IKMA 2019 kemarin, Ketua Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia (3D Print) yang juga Founder & Ceo Imajin Chendy Jaya kepada para awak media menyampaikan, “Dengan dikukuhkannya Asosiasi 3D ini Pemerintah memberikan fasilitas kepada kami untuk memberikan awerness. Ini merupakan kebanggaan dan langkah yang sangat baik,” ujar Chendy.

"Latar belakang dibentuknya asosiasi ini karena memang banyak sekali keperluan dari komunitas 3d printing, baik 3d printing maker maupun aplikatornya yang ingin lebih serius dalam artian kami harus punya badan legal. Karena itu saat ini tak hanya membangun awareness dan sinergi para pelaku industri 3d printing, kami juga berharap pemerintah segera merumuskan regulasinya," sambung Chendy.

Chendy mengungkapkan bahwa di sejumlah negara lain industri 3d printing berkembang pesat, untuk itu pihaknya tertantang untuk mensosialisasikan 3d printing di Indonesia yang dinilai memiliki kapasitas yang mumpuni.

Disinggung terkait program kerja, CEO dari startup Imajin ini menambahkan, "Roadmap asosiasi ini sendiri target di 2020 itu masih fokus dengan awareness dan edukasi, jadi kami akan melakukan sosialisasi serta roadshow dan kompetisi 3d printing. Selain itu kami berkeinginan akan membuat kurikulum 3d printer agar setiap universitas dan perguruan tinggi nantinya memiliki basis yang sama," tutup Chendy.

Dalam kesempatan yang sama, salah satu pengurus sekaligus penggagas lahirnya asosiasi APTI, Syarifuddin menambahkan, " Insiatif asosiasi ini berawal dari komunitas 3d printing di Facebook pada tahun 2015, yang mana saat ini anggotanya sudah berjumlah lebih dari 6000 orang. Kami merasa perlu ada campur tangan pemerintah dalam hal ini, mengingat industri ini memiliki pasar yang sangat luas," ungkap Gunawan.

 

 

 

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com