Rezki Achyana, CEO Parakerja.co.
JAKARTAINSIGHT.com | Berawal dari.mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di Kepulauan Riau (Kepri), Rezki Achyana, yang akrab disapa Kiki terpanggil mendirikan sebuah platform digital bagi kaum disabilitas. Aplikasi berbasis website "Parakerja.co.id", demikian platform yang ditujukan bagi masyarakat maupun para usahawan untuk tidak melupakan saudara, rekan, kerabat, ataupun kaum penyandang cacat (disabiltas) diseluruh tanah air.
Kiki beranggapan bahwa selama ini, para disabilitas seperti terkucilkan serta dipandang sebelah mata, baik di lingkungan keluarga, tetangga, maupun dalam pekerjaan. Oleh karena itulah bersama beberapa rekan dan pihak serta para stake holder yang turut membantu, sejak tahun lalu Kiki mulai mmbuat platform Parakerja ini.
"Saya berharap dengan hadirnya platform digital Parakerja ini, para disabilitas dapat mempunyai kesempatan dan pengakuan kesamaan serta kesetaraan baik di keluarga, lingkungan, terlebih dalam pekerjaan," jelas Kiki.
Seperti diketahui dan berdasarkan fakta yang ada, saat ini hanya sedikit kesempatan para disabilitas dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Mungkin yang seringkali dan banyak kita temui adalah pekerjaan untuk tuna netra (buta), yakni sebagai tukang pijat.
Melihat kenyataan ini memang miris sekali. Padahal pemerintah telah menghimbau agar para disabilitas mendapat porsi sebesar 5 persen dalam dunia pendidikan umum maupun pekerjaan. Namun nyatanya angka tersebut masih jauh dari semestinya.
Menggandeng juga beberapa pihak yang terkait, pada hari Kamis (19/12/2019), Rezki Achyana selaku CEO Parakerja meluncurkan secara resmi website digital Parakerja.co.id. Bertempat di Union Space, Satrio Tower-Jakarta Selatan, turut hadir Perwakilan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pubisindo), Gufroni Sakaril (Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia/PPDI), Hari Sukari ( Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), stakeholder, perwakilan SLB Jakarta, serta para investor dan awak media.
Dalam sambutannya, Deputi Infrastruktur Kemenparekraf mengatakan, bahwa seharusnya tidak ada lagi perbedaan antara orang normal dengan mereka yang disabilitas (penyandang cacat).
“Dengan adanya aplikasi parakerja para disabilitas serta non disabilitas akan mudah mendapatkan modul pembelajaran dan utama mengenai bahasa isyarat yang di Indonesia sendiri tidak ada lembaga ataupun tempat khusus untuk belajar bahasa isyarat baik offline apalagi online,” jelas Rezki Achyana di hadapan awak media.
Sebagai ‘Partner Digital” untuk penyandang disabilitas dan Non disabilitas seperti keluarga penyandang disabilitas, guru SLB, HRD perusahaan dsb, aplikasi ini dilengkapi berbagai mur unggulan yang tidak ada di aplikasi sejenis. seperti : Bahasa lsyarat Indonesia (Bisindo), dimana pengguna aplikasi bisa Belajar bahasa tuli langsung dari Penyandang disabilitas Tuli. Iengkap dengan isyarat per kata, contoh kalimat, dan latihan komunikasi. Konsultasi, fitur ini berfungsi untuk Menjawab berbagai pertanyaan mengenai dunia disabilitas, dan menjadi sumber jawaban daiam mendidik anak-anak disabilitas, yang dijelaskan oleh para pakar dan ahli di bidangnya. Tematik, sebuah Media belajar inovatif dan interaktif untuk pembelajaran di SLB. Sehingga Belajar secara digital di sekolah menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Vokasional, Mempersiapkan disabilitas memasuki dunia kerja, dengan pembinaan melalui video yang aksesibel dan mudah dipahami.
“Ada 4 hal yang jadi fokus utama parakerja yaitu aksesbilitas, edukasi, kreatifitas dan pemberdayaan, Cuma untuk versi awal ini kami berfokus di bahasa isyarat kema merupakan hal paIing pokok dalam hal kesetaraan antara penyandang disabilitas dan non disabiltas,” lmbuh Rezki.
Tidak hanya memberi modul pembelajaran, aplikasi parakerja.co.id juga memberikan kesempatan magang dan bekerja bagi penyandang disabilitas dengan memberikan sertitikasi keahlian di suatu bidang kerja. Hal ini bertujuan agar kedepan para penyandang disabilitas mempunyai legalitas untuk bekerja di sebuah perusahaan.
Terhitung sejak aplikasi ini diluncurkan, Perusahaan Start Up Parakerja telah berkolaborasi dengan 6 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang tersebar di 5 Kota di Indonesia termasuk yang terbaru adalah dengan SLB N 6 Jakarta untuk program digitalisasi SLB. Selain itu parakerja juga dalam momen ini menggandeng perusahaan Virtual Reality Nasional yaitu Millea Lab untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengingkatan kapabilitas teman teman difabel melalui teknologi VR dan AR.
“Perlu diketahui banyak sekali jurnal jurnal ilmiah di luar negeri yang bisa menunjukan penggunaan VR dan AR sangat membantu proses belajar bagi para penyandang disabilitas khususnya Autis” tutur kiki menambahkan. (