Kolaborasi Apik Iskandar Wijaya dan Christine Utomo Pukau Pengunjung Heritage Concert Series 1001 Lights

Kolaborasi Apik Iskandar Wijaya dan Christine Utomo Pukau Pengunjung Heritage Concert Series 1001 Lights

Musisi klasik kontemporer Iskandar Wijaya (violin) dan Christine Utomo sukses pukau pengunnjung Heritage Concert Series, Soehana Hall, Energy Building SCBD - Jakarta Selatan, Jumat (15/11) / Foto : Addo (jakartainisght doc).

JAKARTAINISGHT.com | Bertempat di Soehanna Hall, SCBD - Jakarta Selatan pada Jumat 15 November 2019 malam, The Grand Signature Piano kembali menggelar konser musik klasik (Heritage Concert Series) bertajuk 1001 Ligts yang menampilkan dua musisi klasik, yakni Iskandar Wijaya (violin) dan Christine Utomo (piano).

Memulai pertunjukan malam itu, Iskandar terlebih dahulu mengajak penonton berkonsentrasi lewat meditation ceremony dan dilanjutkan dengan suguhan permainan biola dan piano yang mengagumkan selama sekitar dua jam. Iskandar dan Christine menyajikan mahakarya dari beberapa komponis dunia. Pada tiga lagu terakhir, Iskandar juga menggunakan aransemen sendiri dalam lagu tersebut. 

 

Kolaborasi Iskandar Widjaya dan Christine Utomo di konser 1001 Lights.

 

Konser bertajuk “Heritage Concert Series: 1001 Lights” sendiri merupakan adaptasi dari album terbaru Iskandar Widjaja berjudul “1001 Nights in the Harem”.  Dalam 1001 Nights in the Harem, Iskandar menggabungkan budaya Timur Tengah dengan budaya Barat. Ia seperti bertutur tentang kisah-kisah kuno dari negara-negara Timur Tengah seperti Arab, Yunani, India, Israel, Persia dan Turki yang terangkum dalam kisah 1001 Nights.

Baca juga : Duo Pianis Prancis Pascal dan Ami Roge Buka Rangkaian Heritage Concert The Grand Signature Piano

“Konser 1001 Lights pada dasarnya adalah esensi dan bagian dari musik yang saya mainkan. Saya memiliki latar belakang etnis campuran dengan pengaruh budaya Arab oriental dan ketika mengekspresikannya dalam bermusik saya merasa seperti di rumah sendiri,” ungkap Iskandar usai pertunjukan. 

Iskandar Widjaja merupakan salah satu musisi muda yang namanya tengah bersinar di panggung musik klasik internasional. Dia mengalirkan darah seni dari kakeknya Udin Widjaja, seorang musisi ternama di era Presiden RI Soekarno.

Pria yang memiliki darah campuran Indonesia, Arab, China dan Belanda ini sudah meraih sederet prestasi seperti medali emas di 1st  International Hindenmith Violin Competition serta Best Bach dan Best Beetoven Sonata di 21st Concorso Violinistico Internazionale Andrea Postacchini.

Prestasinya yang gemilang telah mengantarkan Iskandar ke panggung pertunjukan di seluruh dunia. Agenda konsernya sepanjang tahun sangat padat. Dia baru saja menggelar konser bersama Fazil Say di Bohemian National Hall New York, Amerika Serikat awal bulan November ini. Bulan sebelumnya, Iskandar telah lebih dulu menyajikan “Bach and Zen” di Soho House Berlin, Jerman. 

Lebih lanjut Christine Utomo menambahkan, "Ini merupakan konser yang sangat spesial karena ini pertama kali dimana kita sebagai musisi musik klasik menampilkan lagu-lagu yang pop. Dan ini pertama kali juga Iskandar menampilkan komposisi baru yang sebelumnya belum pernah kita mainkan," ungkap Christine.

Christine merupakan salah satu nama musisi klasik yang populer di kancah internasional. Dia pernah tampil dalam pertunjukan berkelas seperti International Holland Music sessions, Wintergreen Music Festivals, Aspen Music Festivals dan Casalmaggiore Music Festival. Dia pernah berkolaborasi dengan musisi internasional seperti Noorman Widjaja, Przemyslaw Fiugajski, Gabriel Schwabe, Tina Guo, Paul Kwo dan Daron Hagon.

Editor:Mika Syagi
Asian Games || jakartainsight.com
BUMN || jakartainsight.com